Program Nasional
Pemberdayaan Masyarkat Mandiri Pedesaan (PNPM-MPd) merupakan program nasional
dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Program ini
mempunyai visi mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin
perdesaan.
Desa Cahaya
negeri merupakan salah satu desa di Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang
Lebong Provinsi Bengkulu. Penduduk asli desa ini adalah suku lembak. Mayoritas
pendapatan masyarakat desa ini bersumber pada sektor pertanian,seperti
perkebunan kopi,gula aren dan sayur-sayuran,hanya sebagian kecil dari warga
desa yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil ( PNS ) dan pedagang. PNPM-MPd
di desa cahaya negeri pada TA.2013 ini mendapatkan dana untuk pembangunan jalan
rabat beton sepanjang 1 km sebesar Rp.197.174.100 (Seratus sembilan
puluh tujuh juta seratus tujuh puluh empat ribu seratus rupiah ). Pembangunan
jalan rabat beton ini merupakan hasil dari musyawarah desa berdasarkan
kebutuhan masyarakat desa yang sangat mendesak dan besar manfaatnya.
Tim Pengelola Kegiatan ( TPK ) adalah sekelompok
masyarakat yang dipilih oleh masyarakat
untuk mengelola kegiatan. Biasanya terdiri dari ketua, sekretaris dan
bendahara. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya TPK bekerjasama dengan Kader
Pemberdayaan Masyarakat ( KPMD ),Kader Teknis Desa ( KTD ) dan Kepala desa
serta perangkatnya. Setiap pekerjaan TPK baik fisik maupun keuangan harus dipertanggungjawabkan
dalam musyawarah pertanggungjawaban yang
dilaksanakan oleh TPK sebagai wujud dari transparansi TPK terhadap masyarakat
desa.
Tim Pengelola Kegiatan (TPK) desa cahaya negeri
terdiri dari Usman sebagai ketua,Wok sebagai sekretaris dan Hayati sebagai
Bendahara yang tentunya merupakan masyarakat cahaya negeri. TPK ini mengawali
kegiatan dengan membuat pondasi terlebih dahulu dan kemudian cor beton
diatasnya. Jalan rabat beton ini sebelumnya merupakan jalan tanah yang sangat
licin ketika hari hujan. Masyarakat petani yang melewati jalan tersebut sangat
kewalahan mengangkut hasil pertanian mereka. Hasil pertanian mayoritas adalah
buah kopi,alat angkutnya sepeda motor yang harus dimodifikasi agar mampu
melewati jalan tanah yg licin, terkadang masyarakat lebih memilih mengangkut
hasil pertanaian dengan mengangkut hasil pertanian dengan menggunakan tenaga
manusia karena jalannya susah dilewati oleh sepeda motor. Menurut penuturan
salah seorang warga desa Cahaya Negeri yang memiliki perkebunan kopi di sekitar
jalan, mereka harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk membawa kopi
hasil perkebunan mereka untuk biaya upah angkut akibat susahnya akses menuju
kebun mereka. Belum lagi kondisi jalan diperparah dengan kondisi jalan yang
merupakan daerah perbukitan. Padahal wilayah perkebunan ini meliputi perkebunan
4 warga desa,yaitu cahaya negeri,tanjung aur,kepala curup dan belitar muka.
Setelah dibangun menjadi jalan rabat beton, akses
menuju ke kebun 4 warga desa ini menjadi sangat lancar.Hasil perkebunan bisa
diangkut menggunakan sepeda motor yang tidak membutuhkan modifikasi khusus. Kopi
dan gula aren yang merupakan hasil utama petani bisa diangkut dengan sepeda
motor tanpa hambatan yang berarti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar