Kamis, 28 November 2013

CAHAYA PNPM MANDIRI PERDESAAN DI CAHAYA NEGERI



Program Nasional Pemberdayaan Masyarkat Mandiri Pedesaan (PNPM-MPd) merupakan program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Program ini mempunyai visi mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan.

Desa Cahaya negeri merupakan salah satu desa di Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Penduduk asli desa ini adalah suku lembak. Mayoritas pendapatan masyarakat desa ini bersumber pada sektor pertanian,seperti perkebunan kopi,gula aren dan sayur-sayuran,hanya sebagian kecil dari warga desa yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil ( PNS ) dan pedagang. PNPM-MPd di desa cahaya negeri pada TA.2013 ini mendapatkan dana untuk pembangunan jalan rabat beton sepanjang 1 km sebesar   Rp.197.174.100 (Seratus sembilan puluh tujuh juta seratus tujuh puluh empat ribu seratus rupiah ). Pembangunan jalan rabat beton ini merupakan hasil dari musyawarah desa berdasarkan kebutuhan masyarakat desa yang sangat mendesak dan besar manfaatnya.
Tim Pengelola Kegiatan ( TPK ) adalah sekelompok masyarakat  yang dipilih oleh masyarakat untuk mengelola kegiatan. Biasanya terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya TPK bekerjasama dengan Kader Pemberdayaan Masyarakat ( KPMD ),Kader Teknis Desa ( KTD ) dan Kepala desa serta perangkatnya. Setiap pekerjaan TPK baik fisik maupun keuangan harus dipertanggungjawabkan dalam musyawarah pertanggungjawaban  yang dilaksanakan oleh TPK sebagai wujud dari transparansi TPK terhadap masyarakat desa.
Tim Pengelola Kegiatan (TPK) desa cahaya negeri terdiri dari Usman sebagai ketua,Wok sebagai sekretaris dan Hayati sebagai Bendahara yang tentunya merupakan masyarakat cahaya negeri. TPK ini mengawali kegiatan dengan membuat pondasi terlebih dahulu dan kemudian cor beton diatasnya. Jalan rabat beton ini sebelumnya merupakan jalan tanah yang sangat licin ketika hari hujan. Masyarakat petani yang melewati jalan tersebut sangat kewalahan mengangkut hasil pertanian mereka. Hasil pertanian mayoritas adalah buah kopi,alat angkutnya sepeda motor yang harus dimodifikasi agar mampu melewati jalan tanah yg licin, terkadang masyarakat lebih memilih mengangkut hasil pertanaian dengan mengangkut hasil pertanian dengan menggunakan tenaga manusia karena jalannya susah dilewati oleh sepeda motor. Menurut penuturan salah seorang warga desa Cahaya Negeri yang memiliki perkebunan kopi di sekitar jalan, mereka harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk membawa kopi hasil perkebunan mereka untuk biaya upah angkut akibat susahnya akses menuju kebun mereka. Belum lagi kondisi jalan diperparah dengan kondisi jalan yang merupakan daerah perbukitan. Padahal wilayah perkebunan ini meliputi perkebunan 4 warga desa,yaitu cahaya negeri,tanjung aur,kepala curup dan belitar muka.
Setelah dibangun menjadi jalan rabat beton, akses menuju ke kebun 4 warga desa ini menjadi sangat lancar.Hasil perkebunan bisa diangkut menggunakan sepeda motor yang tidak membutuhkan modifikasi khusus. Kopi dan gula aren yang merupakan hasil utama petani bisa diangkut dengan sepeda motor tanpa hambatan yang berarti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar